Peran dan posisi mahasiswa dalam perspektif kehidupan berbangsa dan bernegara,
merupakan diskursus yang menarik sepanjang dinamika kehidupan mahasiswa. Hampir
menjadi kenyataan yang lazim bahwa gerakan mahasiswa terutama di dunia ketiga
memainkan peran yang sangat aktif pada posisi sentral di dalam perubahan
sosial-politik, dan hampir tak satupun penguasa di negara-negara berkembang
yang mengabaikan posisi sosial dan pentingnya representasi politik serta dampak
aspirasi dari golongan muda berpendidikan tinggi ini. Sehingga para pemerhati
sosial tidak mengabaikan fungsi mereka dalam sistem sosial politik baik di
negeri maju maupun berkembang, termasuk di Indonesia.
Dalam arti yang luas, ideologi berisi tatanan nilai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pedoman untuk menjalankan kehidupan bersama dalam rangka meraih harapan-harapan mereka. Tatanan nilai tersebut berasal dari tradisi atau adat-istiadat dan dapat pula bersumber dari ajaran agama.
Untuk memahami perkembangan kehidupan ideologi mahasiswa, yang harus diperhatikan adalah arus perubahan dan pergeseran fokus peranan mahasiswa dari tahapan proses yang satu kepada proses lainnya. Perubahan intensitas aktifitas ideologi mahasiswa dipergunakan sebagai petunjuk untuk memahami pergeseran fokus peranan tersebut. Banyak predikat yang disandang mahasiswa kaitannya dengan ideologi yang diperjuangkan, horison mahasiswa yang menempatkan pada posisi strategis inilah yang mungkin menjadikan fungsinya sebagai agent of social change dan man of analysis, menjadi jargon yang dimitoskan.
Dalam kurun waktu sejarah gerakan mahasiswa yang strategi dan menonjol dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, terjadi pada kurun waktu 1910-an sampai dengan 1930, kedua pada era 1960-an.
Peran ideologi mahasiswa tahun 1910-an sampai dengan 1930-an terfokus pada peran penggagas, yaitu menysun, menafsirkan serta memulasikan pemikiran tentang segenap aspek kehidupan bermasyarakat yang berasal dari masyarakat asing dan masyarakat sendiri menjadi ideologi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakatnya sendiri. Mahasiswa dari generasi Soetomo 1910-an dan generasi Soekarno-Hatta 1920-an, adalah pemikir-pemikir yang meletakkan dasar ideologi nasiolnalisme bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Nasionalisme merupakan fokus dari keseluruhan ideologi yang digagaskan oleh mahasiswa 1910-1930-an.
Pada tahun 1940-an gerakan mahasiswa mengalami pergeseran peran, peran penggagas tidak lagi menonjol. Gerakannya lebih terfokus pada sebagai pendukung dan penerap dari ideologi yang sudah ada. Dekade 1950-an dunia mahasiswa kembali disegani, sekalipun kemandirian dan peran sebagai penggagas semakin menipis. Hal ini di latarbelakangi oleh dominannya peran politik profesional didalam kehidupan politik. Politisi sipil yang dominan saat itu berasal dari tokoh politik yang mengalami sosialisasi politik tahin 1910, 1930-an di kampus dalam dan luar negeri (Eropa). Pada era ini kampus sebagai lembaga lembaga pendidikan tinggi terbelenggu pengaruh politisi dari partai politik sebagai kekuatan dominan. Akibatnya, kampus dan mahasiswa mengikuti pola persaingan antar partai dan terpecah berdasarkan politik aliran.
Perjalanan Indonesia era 1910-an sampai 1950-an, menempatkan kekuatan sipil yang berasal dari kaum intelektual (mahasiswa) sebagai sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Akan tetapi sejak yahun 1960-an kekuatan militer muncul sebagai suatu sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Fungsi parpol bersama ormas pengikutnya sebagai sumber kepemimpinan merosot bersama penurunan peran politiknya. Namun yang perlu dicatat dalam sejarah gerakan mahasiswa, pada era 1960-an peran ideologi mahasiswa meningkat tajam. Gerakan idiologi masa ini, melahirkan angkatan 1966. Dekade 1960-an dengan angkatan 1966-nya telah membentuk identitas sosial mahasiswa sebagai sebuah kekuatan sosial politik. Persepsi dan konsepsi tentang peran sosial ini, terbentuk dan menguat sejalan dengan tegaknya hegemoni pemerintahan orde baru.
Di satu sisi lahirlah Orde Baru seiring dengan kehendak gerakan mahasiswa, sehingga gerakannya mendapat dukungan kekuatan-kekuatan establishment (ABRI). Disisi lain arus perubahan menuju terbentuknya keuatan orde baru sebenarnya berangkat dari keinginan militer dan teknorat untuk lebih memerankan diri dalam konstalasi kehidupan bangsa dan negara setelah melihat kebobrokan dan kegagalan kekuatan sipil pada pemerintahan demokrasi terpimpin. Keinginan militer ini diwujudkan dalam Doktrin Dwi Fungsi ABRI diaman ABRI disamping sebagai kekuatan HANKAM juga memiliki peran sosial politik.
Lakon yang dimainkan mahasiswa angkatan 66 berada dalam panggung sejarah yang romantis, di dalamnya terjadi aliansi segitiga yang harmonis antara militer, teknokrat, dan mahasiswa. Ketiganya merupakan bagian lapisan elit intelegensia yang bakal mengobarkan gagasan modernisasi. Dengan kata lain disamping militer teknokrat, mahasiswa juga dipercaya sebagai agen modernisasi atau pembangunan.
Dekade 1970-an aliansi ini pecah akibat berubahnya orientasi dan strategi pemerintahan orde baru. Cita-cita awal gerakan orde baru sudah tidak sesuai dengan idealisme dan ideologi mahasiswa. Akibatnya, hampir sepanjang era 1970-an terjadi protes, kritik, petisi, selebaran dan lobi yang diarahkan kepada pemerintahan orde baru. Gerakan ini bermuara pada persoalan demokrasi, peran militer, dan pembangunan ekonomi. Akibatnya gerakan mahasiswa semakin berhadapan dengan kekuatan represif, yang mengutamakan stabilitas nasional dalam upaya menjaga kelangsungan pembangunan nasional. Pada gilirannya gerakan mahasiswa mengalami kemerosotan yang sangat tajam, yang belum pernah terjadi dalam gerakan mahasiswa di Indonesia. depolitisasi dan deparpolisasi, melalui penerapan NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus) dan BKK (Badan Koordinasi Kampus) menjadi senjata pamungkas hegemoni Orba terhadap kehidupan mahasiswa. Lalu kepada mahasiswa yang melanggar NKK/BKK diberikan sanksi akademik yang berat, mulai dari skorsing sementara atau terbatasnya sampai kepada pemecatan bahkan dipenjarakan.
Dekade 1980-an adalah masa-masa mandul peran mahasiswa dalam kancah sosial-politik karena perannya dipersempit dalam peran profesional saja. Dalam masa-masa ini terjadi proses-proses penggugatan dan penyadaran terhadap peran sosial-politik mahasiswa. Upaya ini tampak berbuah ketika pada era 1990-an angin perubahan di dalam diri mahasiswa mulai berhembus, yang berujung pada munculnya generasi reformasi pada tahun 1990-an akhir ini.
----------------------------------------------------------------------------------------
Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik di mana mahasiswa selalu menjadi motor penggerak perubahan. Namun hanya sedikit rakyat Indonesia yang dapat merasakan dan mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan hingga ke jenjang ini karena system perekomian di Indonesia yang kapitalis serta biaya pendidikan yang begitu mahal sehingga kemiskinan menjadi bagian hidup rakyat ini . Adapun peran mahasiswa dalam kehidupan sosial mastarakat yaitu :
Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik di mana mahasiswa selalu menjadi motor penggerak perubahan. Namun hanya sedikit rakyat Indonesia yang dapat merasakan dan mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan hingga ke jenjang ini karena system perekomian di Indonesia yang kapitalis serta biaya pendidikan yang begitu mahal sehingga kemiskinan menjadi bagian hidup rakyat ini . Adapun peran mahasiswa dalam kehidupan sosial mastarakat yaitu :
Peran moral
Mahasiswa yang dalam kehidupanya, tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan
yang baik dan telah meninggalkan amanah dan tanggung jawabnya sebagai kaum
terpelajar. Jika hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura
– hura dan kesenangan), lebih suka mengisi waktu luang mereka dengan agenda
rutin pacaran tanpa tahu tentang peruban di negeri ini, dan jika hari ini
mahasiswa lebih suka dengan kegiatan festival musik dan kompetisi
(entertainment) dengan alasan kreatifitas, dibanding memperhatikan dan
memperbaiki kondisi masyarakat dan mengalihkan kreatifitasnya pada hal – hal
yang lebih ilmiah dan menyentuh kerakyat, maka mahasiswa semacam ini adalah
potret “generasi yang hilang “yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan mahasiswa.
Peran sosial
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain
solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok,
namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat
melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan
orang lain, tidak bisa melihat poenderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya
kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan
sayangnya turun dan memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa
saja yang memerlukannya. Betapa peran sosial mahasiswa jauh dari pragmatisme
,dan rakyat dapat merasakan bahwa mahasiswa adalah bagian yang tak dapat
terpisahkan dari rakyat, walaupun upaya yang sistimatis untuk memisahkan
mahasiswa dari rakyat telah dan dengan gencar dilakukan oleh pihak – pihak yang
tidak ingin rakyat ini cerdas dan sadar akan problematika ummat yang terjadi.
Peran Akademik
Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan aksi sosialnya,
sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat mahasiswa itu lupa
bahwa mahasiswa adalah insan akademik. Mahasiswa dengan segala aktivitasnya
harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap orang tua pasti ingin anaknya selesai
kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka sebagai seorang anak berusahalah
semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan keinginan itu, untuk mengukir masa
depan yang cerah .
Peran yang satu ini teramat sangat penting bagi kita, dan inilah yang membedakan kita dengan komonitas yang lain ,peran ini menjadi symbol dan miniatur kesuksesan kita dalam menjaga keseimbangan dan memajukan diri kita. Jika memang kegalan akademik telah terjadi maka segeralah bangkit,”nasi sudah jadi bubur maka bagaimana sekarang kita membuat bubur itu menjadi “ bubur ayam spesial “. Artinya jika sudah terlanjur gagal maka tetaplah bangkit seta mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan diri meraih masa depan yang cerah di dunia dan akhirat.
Peran politik
Peran yang satu ini teramat sangat penting bagi kita, dan inilah yang membedakan kita dengan komonitas yang lain ,peran ini menjadi symbol dan miniatur kesuksesan kita dalam menjaga keseimbangan dan memajukan diri kita. Jika memang kegalan akademik telah terjadi maka segeralah bangkit,”nasi sudah jadi bubur maka bagaimana sekarang kita membuat bubur itu menjadi “ bubur ayam spesial “. Artinya jika sudah terlanjur gagal maka tetaplah bangkit seta mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan diri meraih masa depan yang cerah di dunia dan akhirat.
Peran politik
Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini mahasiswa
berfungsi sebagai presseur group ( group penekan ) bagi pemerintah yang zalim.
Oleh karena itu pemerintah yang zalim merancang sedemikian rupa agar mahasiswa
tidak mengambil peran yang satu ini. Pada masa ordebaru di mana daya kritis
rakyat itu di pasung, siapa yang berbeda pemikiran dengan pemerintah langsung
di cap sebagai kejahatan terhadap negara. Pemerintahan Orba tidak segan-segan
membumi hanguskan setiap orang-orang yang kritis dan berseberangan dengan
kebijakan pemerintah yang melarang keras mahasiswa beraktifitas politik. Dan
kebijakan ini terbukti ampuh memasung gerakan – gerakan mahasiswa yang membuat
mahasiswa sibuk dengan kegiatan rutinitas kampus sehinngga membuat mahasiswa
terpenjara oleh system yang ada.
Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis yang penuh
dengan kreativitas. Mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
rakyat. Sekarang mari kita pertanyakan pada diri kita yang memegang label
Mahasiswa, sudah seberapa jauh kita mengambil peran dalam diri kita dan
lingkungan.
Peran dan Fungsi
MahasiswaMahasiswa,menurut KBBI pengertian mahasiswa adalah orang yang
belajar di perguruan tinggi,secara adminitrasi mereka terdaftar sebagai
murid di perguruan tinggi. Tapi pengertian itu tidakhanya sebatas itu,
Mahasiswa itu mengandung pengertian yang lebih luas dari
sekedar terdaftar secara administrasi. Akan tetapi menjadi mahasiswa
itu mengandung arti yang sangat luas, mahasiswa adalah agen pembawa perubahan.
Menjadi mahasiswa itu merupakan kebanggaan dan juga sebagai tanggung
jawab besar sebagai agen pembawa perubahan. Menjadi seseorang yang akan
memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Sebagai kaum
intelektual, mahasiswa memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan berbangsa.
Yang pertama Sebagai Agent Of Change, mahasiswa
sebagai agen perubahan dituntut bersifat kritis dan diperlukan implementasi
yang nyata. Mahasiswa adalah garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak
rakyat, mengembalikan nilai-nilai kebenaran yang dilakukan
oleh kelompok-kelompok elit yang hanya memetingkan dirinya dan
nasib kelompoknya. Dan jangan sampai garda terdepan ini terikat oleh
politik dan kepentingan kelompok, dan melupakan peranannya sebagai agen of
changes. Dan Harapan bangsa terhadap mahasiswa adalah menjadi generasi penerus
yang memiliki loyalitas tinggi terhadap kemajuan bangsa.
Peranan Mahasiswa
yang kedua adalah sebagai Control Sosial, Mahasiswa sebagai penengah
antara Pemerintah dan masyarakat, disinilah peranan mahasiswa sebagai
pengontrol. Mahasiswamenyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah
dan juga mahasiswa menunjukkan sikapyang baik terhadap masyarakat sebagai
kontrol sosial. Sebagai pengontrol sosial mahasiswa jugamemiliki tugas mengontrol
peraturan
–
peraturan dan kebijakan
–
kebijakan yang dibuat untukkepentingan
pribadi dan kelompok.Peran Mahasiswa yang ketiga adalah Iron Stock, yaitu
mahasiswa diharapkan menjadi manusia
–
manusia tangguh yang memilik
kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikangenerasi
–
generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa
merupakan aset cadangan, harapan bangsauntuk masa depan. Tidak dapat dipungkiri
bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir,yaitu ditandai dengan
pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena ituharus
dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan
momentumkaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang
memiliki kesempatan.Pada Intinya peran dan fungsi mahasiswa adalah sebagai
Garda/agen, yang memiliki tugas untukmembuat perubahan yang lebih baik
untuk bangsa dan negara. Mulai dari membawa perubahan,mengontrol ,
penengah pemerintah dengan rakyat, dan Sebagai aset bangsa. Sehingga kita
sebagaimahasiswa mesti bersifat kritis terhadap permasalahan yang
ada sehingga kita dapat berjalan sesuai dengan peranan kita sebagai
mahasiswa.
Komentar
Posting Komentar